Friday, 30 March 2018

MONUMEN SEBUAH RASA-Haryatie

Cinta itu hadir secara misterius bahkan kita seperti tidak diberi kesempatan untuk menentukan pada siapa cinta itu jatuh. rasanya begitu jelas bahkan kadang membuat seseorang yang jatuh cinta berada dalam zona lingkaran yang tak biasa. Bahkan hal yang biasa saja pun akan terasa lebih memiliki kesan makna yang mendalam. Tak heran jika kini cinta menjadi primadona kehidupan, hadirnya seperti wabah yang diingini banyak orang. Bahkan indra kita seolah-olah ikut berperan aktif dalam prosesnya dengan memunculkan fitur-fitur seperti getaran hati yang kemudian menumbuhkan rindu, bahkan otak seperti merancang bahwa indra-indra yang lain pun ikut berperan lebih tajam dari biasanya . mata yang selalu ingin melihat kehadirannya, lidah yang kelu dalam mengucapkan seolah-olah begitu hati-hati dalam berucap, bahkan penciuman yang terkadang tak terfikirkan menjadi begitu penting dalam dalam mengenali aroma disekelilingnya Kehadirannya teramat begitu berarti bahkan ramainya jalanan tak meyurutkan untuk menemukan jejak kehadirnya. semuanya seperti telah tersetting, bahwa dia akan hadir ditempat itu. Logika seolah-olah tersingkirkan semua hadir seperti keajaiban, karena secara tidak sadar kita mengaktifkan radar keegoisan pada titik yang tertinggi Namun kisah cinta tak selalu tentang kebagiaan kadang kita juga harus siap menerima monumen pahit yang biasa kita sebut patah hati mematahkan segala rasa yang telah pernah terukir membuat orang yang pernah jatuh cinta menjadi orang yang paling menderita di dunia. Dia fikir dunia itu hanya seujung kuku yang telah terpotong pemiliknya. Akan hilang atau memang harus hilang. Hanya saja ku fikir semesta tak sebercanda itu dalam memilih pemeranya. JIKA HADIRNYA DIRIMU UNTUK TIDAK DIMILIKI MENGAPA HADIRMU SECEPATNYA PERGI Sebuah hadir yang akan pergi Hei kamu ingatkah tentang kita? Kita yang dulu pernah ada menjadi salah satu pemeran dalam suatu keadaan dan ketiadaan sebuah hubungan tanpa suatu kepastian. Aku adalah seorang teman saat itu yang selalu dengan senang hati menjadi seorangpendengar dalam keluh kesahmu tentang bahagia juga sedihmu. Aku pernah bahagia bersamamu, melewati canda tawa dan menikmati obrolan-obrolan kecil tak berguna, menempatkan aku pada posisi dimana aku sebelumnya memang sempat jatuh hati. Aku pernah ragu tentang perasaanku, perasaan yang hanya aku dan tuhan saja yang tahu. Dan kamu adalah seseorang yang sempat hadir kemudian kembali pergi menyisakan kesepian yang tak berarti. Tadinya kepergianmu tak pernah kuperdulikan sama sekali, jika memang akan pergi ya sudah pergilah, fikirku. Bukankah memang seharusnya begitu. Aku akan kembali dengan rutinitasku yang biasa, berkumpul bersama teman-teman yang lainnya. Hari yang kemudian berganti menjadi minggu lalu melanjutkannya menjadi bulan yang akhirnya menghadirkan kembali dirimu dalam sebuah ingatan. kamu kembali lagi. Kehadiranmu yang saat itu masih aku anggap hanya sebagai rekan berdiskusi dengan sedikit memulai obrolan ringan menjadi sedikit mulai berkesan, kini dirimu hadir sedikit berbeda dari yang dahulu. Kamu yang dulu hanya ingin di dengarkan tapi sekarang kamu menjadi seorang yang sedikit bijaksana. Kamu dengarkan keluh kesahku saat diriku benar-benar butuh teman. Hanya saja yang tidak berubah darimu adalah kamu selalu menempatkanku pada zona yang nyaman. Aku sangat menghormatimu, sampai pada akhirnya kekhawatiranku benar-benar memposisikanku pada kenyataan bahwa perasaanku yang telah lama hilang kembali datang. Aku takut kamu menyadarinya dan kemudian kamu akan pergi lagi meninggalkanku yang benar-benar sudah jatuh hati. Hingga suatu hari kamu manghadirkan kejutan padaku, membelai rambutku kemudian mengatakan dengan kalimat yang lembut, katamu “kita jalani saja ini seperti air yang mengalir”. Tahukah kamu, aku yang saat itu mendengarnya rasanya jatungku seperti berhenti berdetak. Apakah kamu tahu perasaanku selama ini? Mungkin jika aku pada posisi yang tidak memiliki perasan padamu saat itu aku akan bersikap biasa saja padamu. Tapi tidak untuk diriku yang memang sudah pernah memiliki rasa padamu dan akhirnya apapun yang ku sembunyikan selama ini benar-benar runtuh dengan kalimat sederhanamu. Aku bahagia, benar-benar bahagia ketika hari-hari yang kita lewati bersama semakin hari semakin dekat. Kamu yang selalu membuatku tertawa dengan canda tawamu dan kejahilanmu semakin membuat aku jatuh cinta hingga membuat aku akhirnya lupa bahwa aku dan kamu sebenarnya bukan siapa-siapa dan hanya dua orang yang terlalu larut dalam suatu bahagia. Namun semua itu tak bertahan lama ketika bahagia yang kamu cipta teramat fana, aku yang menganggap semua akan baik-baik saja akhirnya kamu runtuhkan seketika saja dengan hadirnya dia yang telah berhasil menggantikanku untuk mengisi tawamu. Bahkan yang lebih tega mengapa kau benar-benar hadirkan dirinya didepan mataku. Apa yang kamu fikirkan saat itu? Aku tahu selama ini aku memang bukan siapa-siapa untukmu tapi bukankah kamu sudah tahu bahwa aku telah manaruh hati padamu. Aku yang kalut saat itu akhirnya terang terangan mengungkapkannya perasaanku padamu, fikirku kamu akan memahaminya tapi aku terlalu naïf. katamu, aku hanyalah temanmu yang menyenangkan bagimu, teman yang selalu ada ketika kamu membutuhkan. senyumku terasa getir, bagai mana mungkin kau setega itu. Rasa kecewaku benar-benar membuatku hanya bisa menitikan air mata menggambarkan hatiku yang saat itu tengah terluka. Ingin sekali ku bilang padamu bahwa menjadi aku saat itu tak menyenangkan ketika perhatian yang selama ini kamu berikan begitu membahagiakan hingga akhirnya kamu ayukan aku pada sebuah pengharapan yang tiba-tiba saja kamu hentikan setelah Aku sudah benar-benar jatuh hati dan kamu pergi. Apa kamu fikir mempermainkan hatiku begitu menyenangkan? Terserahlah jika itu maumu. Pergilah sesuka hatimu, aku tak akan menahanmu jika memang pada akhirnya yang kamu inginkan adalah aku yang harus pergi melepasmu. Aku akan tetap disini berusaha menjadi diriku yang berpura-pura baik-baik saja mencoba rela pada kenyataan bahwa akhirnya bukan aku yang kamu harapkan. Tetaplah menjadi dirimu, Aku tak akan sepenuhnya menyalahkanmu sebab aku juga sempat bahagia bersamamu. Kuharap kamu menemukan dia yang tepat untukmu, memahamimu dan menerima setiap egoismu. Menghilanglah, Jika itu keputusanmu Aku akan melupakanmu Seperti maumu Rindu bagian Proses Melupakanmu Kamu adalah kisahku yang telah hilang yang kini sedang kucoba untuk ikhlas dengan apa yang memang seharusnya tak dapat kumiliki. Rasanya begitu sepi ketika kamu yang akhirnya benar-benar pergi. Dan ketika keputusanku untuk menjadikanmu seorang teman mungkin akan terasa seperti hamparan batu tinggi yang menghalangiku. Kamu begitu kokoh dan sangat jauh untuk di gapai meskipun hanya untuk sekedar menyapa dan bertanya kabar saja aku tak bisa. Mungkin jika saat ini kamu ada disini untuk menanyakan apakah aku rindu? tentu saja aku rindu sebab untuk melupakanmu tak semudah dirimu yang kini telah bersamanya. tahukah kamu, sekarang ini Aku sedang rindu. rindu kita yang bersama, kita yang tertawa, kita yang bercanda dan saling berbagi suka maupun duka yang kemudian membuatku semakin berharap kamu ada di tengah-tengah kerinduanku, dan memberikan senyuman terhangatmu. Sebab yang aku inginkan kali ini adalah kamu juga merindukan aku yang dulu sempat hadir dalam kisahmu. Aku tahu sekarang kamu sedang bahagia bersama dirinya atau mungkin sekarang kamu sedang mengenggam erat tangannya, melemparkan senyum terhangatmu untuknya, membelai lembut rambutnya, bahkan menatap tajam matanya yang hanya di peruntukkan untuknya. Oh tidak, emosiku benar-benar berontak, fikiranku benar-benar kacau, dadaku terasa sesak jika membayangkan semua hal manis yang pernah kamu berikan padaku kini sedang kamu lakukan ulang padanya. rasanya aku ingin tiba-tiba hilang ingatan melupakan semua kenangan bersamamu atau menertawai diriku yang kini sedang di permainkan oleh rindu. Aku lelah, mengapa hanya hatiku saja yang kamu patahkan. Kenapa tidak sekalian kamu hapuskan saja semua kenangan indah bersamamu. Jika aku mampu aku ingin lenyap dengan semua kepura-puraan dan rindu-rindu yang kian hari kian menyesakkan hatiku. oh rindu, sudahlah, aku tak sekuat itu untuk menopangmu. Detak jantung kian lama kian tak beraturan, rambut hitamku yang sedikit pirang terasa lebih kusam. Aku yang sedari tadi hanya bisa terdiam memikirkan hal-hal di masalalu membuat benakku semakin lama semakin bertanya-tanya apa memang Seharusnya dengan sekarang kamu pergi aku akan lebih mudah melupakamu atau mungkin aku akan tetap diam hingga rindu yang menekan ini perlahan akan hilang dengan sendirinya?ah…fikiranku mulai kacau kembali logikaku akhirnya mulai memojokkan hatiku yang kemudin memberikan jawaban perihal rindu kali ini. semestinya tak perlu ada sesal, tak perlu ada tangis, tak perlu ada drama yang kemudian membuatku malah akan semakin terluka. Aku tak seharusnya begini terus. Bukankah dengan kamu tak disini seharusnya aku lebih leluasa mengontrol amarahku meredakan setiap ambisiku yang tak terkendali. Aku hanya butuh melangkah dan keluar pada bisingnya zona kerinduan yang gaduh menata kembali senyumku yang baru, menikmati waktu bersama teman-temanku . ya, seharusnya memang aku begitu . aku yang merasa berteman sepi sebenarnya Aku tak sedang benar-benar sendiri. Masih banyak teman yang bersamaku, masih banyak hobi terpendam yang menungguku, masih banyak cita-cita yang belum ku gapai. Aku hanya butuh sedikit oksigen untuk aku memulai kembali bernafas, sekarang aku terlihat seperti seorang yang egois dengan segala khayalanku yang mulai melayang-layang. Tapi kufikir ini bukanlah hal yang buruk bukankah semua hal itu memang seharusnya butuh proses. Lalu kini yang kufikirkan sekarang adalah aku harus memulai kembali kehidupanku yang normal, berkumpul bersama meraka, tertawa bersama mereka ada atau tanpa ada kamu di dalamnya. Meski pada akhirnya aku tetap tak mudah untuk melupakanmu seorang diri tanpa harus berbagi bersama yang lain aku akan bersikeras kepada hatiku untuk melupakanmu karena memang dari awal aku tahu kamu juga mengatakannya keinginanmu bersamaku itu hanya untukmu sendiri, perhatian itu hanya kamu berikan ketika aku sendiri saja. Lalu aku yang selalu terlena dengan perhatianmu mungkin terlalu bahagia. Kufikir setidaknya meski hanya seperti ini aku sudah cukup bahagia telah memilikimu meski hanya seperti ini. Tapi setidaknya sekarang aku yakin dengan tekad dan ambisiku aku pasti bisa meski akan melupakanmu akan seperti melewati jalan berliku. Tadinya aku sempat berfikir untuk mengawali niatku aku harus memblokir kontak mu dari akun whatsapp ku, tapi aku takut kamu akan memcariku dan membutuhkan aku untuk mendengarkan kisahmu lagi. Aku khawatir kamu akan terluka kembali seperti dulu. Kelemahanku padamu adalah aku takut kamu di sakiti lagi dan kamu tidak ada tempat berbagi kisahmu.” Aku benar-benar sangat naïf dan pada akhirnya aku mulai kembali kesal pada diriku sendiri.” Bahkan ketika kini aku sudah yakin aku akan melupakanmu, aku tetap saja belum bisa melupakanmu dengan benar sebab setengah hatiku masih saja bersamamu menantikan senyummu yang mungkin sekarang lebih terasa kecut padaku tapi tidak apa, aku tetap berfikir ini adalah proses. Ingatan bersamamu setiap hari masih saja ada dan kini malam terasa lebih dingin, sepertinya akan turun hujan. hujan yang membuatku teringat saat kamu disini bersamaku duduk sampingku, menunggu hujan berhenti sepertinya aku memulai kembali di permainkan oleh rindu tapi setidaknya kali ini aku masih bisa mengontrol emosiku. Semyumku terasa sedikit mengembang saat ini. aku tahu bahwa kamu tak terlalu suka dengan hujan. Katamu, hujan hanya mengganggu aktivitasmu. Tapi sebaliknya untukku, aku sangat menyukainya sebab hujan membuat jantungku berdetak lebih kencang bukan karena takut pada suatu hal tapi karena bahagia, hujan pernah membuatmu tertahan bersamaku meski hanya sementara. Dan sekarang ketika kamu pergi dengan meninggalkan kecewa dan air mata hujan juga yang selalu mengingatkanku jika aku pernah bahagia bersamamu dan tak pernah mengizinkanku membencimu meski aku terkadang ingin. Lalu ketika cinta pernah melengkapiku dengan pahit dan manisnya sebuah kisah. Hujan tetap menjadi sebuah pelengkap indah untuk tetap mengingatmu dalam sebuah barisan doa yang hanya tentangmu. Jangan Kembali, Aku Sudah Tak Menanti Kamu adalah hadir yang tak seharusnya kembali setelah hadirmu sudah tak lagi kuharapkan, kamu bagiku hanyalah sebuah cerita usang tanpa kejelasan, menjadikan sebuah drama-drama kesedihan yang telah kau ciptakan lenyap kubaikan. Semua itu hanyalah perihal waktu, ketika kuatnya sebuah permainan rindu akhirnya berhasil ku hancurkan dengan terkatku yang lebih kuat dari sebuah terumbu karang. Jejak-jejak angkuhmu bukan lagi sebuah hambatan untukku melangkah mencari cinta yang baru. Jika saja aku ingin aku pasti akan terbang bebas bersama sekumpulan burung camar di tengah lautan dan membuang segala rajutan kenangan yang pernah tersimpan. Kamu bukanlah oksigen yang harus ku butuhkan setiap saat dan jika pada akhirmya kamu memilih untuk menghilang, silahkan aku tidak keberatan. Terimakasih atas segala rindu yang pernah ada, aku sekarang sudah baik-baik saja tanpamu juga rindumu. Tak perlu kamu jelaskan perihal kehadirannya kepadaku, sebab aku sudah tak perduli lagi maksud dan tujuanmu menghancurkan hatiku, ku harap jangan pernah kembali jika yang kamu inginkan adalah meminta kembali hati yang penah kamu bunuh mati. Aku bukannya membencimu atau sengaja ingin menjauhkan diri padamu. Hanya saja kufikir memang seharusnya begini tak perlu ada sesal dan air mata yang menyesakan hati lagi, baik aku ataupun kamu biarlah ceritanya menjadi sebuah masalalu yang tak perlu banyak orang tahu. Aku akan tetap disini, menetap pada sebuah pilihan hati yang tepat, menunggu kepada yang memang seharusnya ditunggu. tapi itu bukan kamu. kita tak perlu berjarak kembali seperti dulu karena Kamu tetaplah teman baikku, sama seperti saat dulu kita bertemu. Kuharap kamu tak pernah mengganggap sebuah pertemuan adalah kesia-siaan. Kita ada memang sudah seharusnya saling memberi cerita. Sekarang kita jalani saja apa yang semesta beri, ini bukan tentang perihal cinta yang berakhir untuk saling menyakiti namun tentang sebuah kisah cinta yang dulu pernah menyayat hati akhirnya bisa menumbuhkan sebuah inspirasi. Tak perlu buru-buru, tentu saja waktu masih sanggup menunggu meski harus melalui jalan buntu dan berasap kelabu. Kita hanya butuh berdiri tegak dengan semangat yang mendongkak, berjalan maju tanpa berfikir mundur,jalan yang akhirnya hanya satu-satunya yang dituju yang kita butuhkan hanyalah mematatahkan satu rasa yaitu kecewa. Tak mudah memang melakukannya seorang diri, sebab itu aku mengatakan tak ingin membenci meski kamu pernah membuat sebuah lubang besar di hati. cinta yang sebenarnya bukan tentang harus memiliki tapi bagaimana kita menyikapi dengan seseorang dan saling mengerti. Pahit manis Cokelat Kamu adalah rasa yang kubiarkan terluka Fatamorgana cinta (sahabat baikku) setelah kita mengakhiri kisah-kisah yang dulu sempat kita anggap rumit akhirnya aku dan kamu memutuskan untuk kembali pada titik nol derajat, dimana pada suhu itu kita akan menentukan bagaimana suhu akan diatur selanjutnya. Tentu saja itu akan seperti cara kita memandang luasnya semesta. Raga yang pada akhirnya menuntut bagaimana selanjutnya kita menikmati hidup apakah kita akan tetap menetap pada posisi yang sama atau malah akan melangkah maju untuk menaklukannya. semua itu tergantung manusianya saja, akan lebih senang berdiri tanpa tujuan atau akan memilih berlari mencari jawaban. Hidup mungkin terkadang akan semanis cokelat tapi jangan lupa cokelat juga pernah pahit sebelumnya, merelakan seseorang yang sebenarnya belum ingin di relakan adalah sebuah jungkat jungkit scenario cinta yang menyakitkan. Cinta pernah menjadi salah satu untaian puisi manis yang pernah ku tulis, ketika pada akhirnya realita menyadarkanku dari ketidakwarasanku pada sebuah cerita yang berujung miris bahkan bisa ku sebut sadis Cinta bisa menjadikan seorang pemerannya rela meski harus terluka. Berpura-pura mengecap manis yang sebenarnya pahit, menggantikan sebuah tangis dengan sebuah senyuman yang manis. Ini adalah kisah hadir yang seharusnya tak hadir, kisah cinta yang sebenarnya hanya sebuah pura-pura bahagia. Bagaimana mungkin dengan hadirnya pihak ke tiga kamu tetap berpura-pura baik baik saja, telingaku terasa panas ketika seseorang yang dekat denganku akhirnya mulai bercerita bahwa sepuing kisah sedihku ini tak lebih dari puingan kisah sedihnya. seorang pihak ke tiga yang tak pernah di harapkan kehadirannya tiba-tiba saja datang dan melenyapkan semua rencana-rencana yang telah rapi tersusun. mematahkan semua harapan dan komitmen yang telah bertahun tahun di bangun. bagaimana tidak? jika kepercayaan yang telah di berikan akhirnya di hancurkan. cerita itu dia ceritakan dengan menjadikan aku sebagai contoh perumpamaan di posisinya. bagaimaka jika aku yang di luluh lantahkan pada keegoisan seorang yang kamu sendiri sebut sayang, lalu tanpa sengaja kamu temukan kebenaran bahwa orang yang saat ini kamu sebut sayang adalah seorang dalang dari sebuah pengkhianatan. bagaimana itu tak menyakitkan jika setelah itu kamu dengan mengatas namakan cinta lebih memilih menyembunyikan perih dan dengan baiknya kamu bilang mungkin dia sedang bosan. ahh, tu benar-benar tidak masuk akal. lalu setelah ini siapa yang patut di persalahkan? kamu bilang jika kamu menjadi aku, aku adalah orang yang paling bodoh pada hari itu, sebab untuk waktu yang lama kamu abaikan semua ambisi dan rasa perihmu. cinta yang menjalankan perasaan pada ketidakwarasan bahwa dengan melihatnya bahagia lantas kamu juga akan ikut bahagia. omong kosong! kamu hanya akan menipu dirimu sendiri, bagaimana kamu bisa bahagia jika yang kamu nikmati selama ini adalah perihnya sebuah luka. ingat!! tidak ada satu orang pun yang ketika hatinya di bagi raga akan menerima dengan senang hati. jika saja hari itu tidak segera tiba mungkin sampai sekarang hal yang kamu sebut cinta akan terus saja membutakanmu pada realita. meskipun kelak dia memberi kejelasan bahwa sebuah lamanya hubungan akan membuat seseorang bosan tetap saja itu tak dapat di terima hingga akhirnya semesta dengan senang hati memberi tahu mu bahwa kekasihmu telah dengan bangganya memberikan pengkhianatan paling perih untukmu. pesan singkat yang kamu temukan itu adalah bukti bahwa untuk bertahan kembali adalah ke sia-siaan yang tak patut di tangisi. kamu cukup berharga untuk menyerahkan diri padanya terlebih hatimu telah benar-benar di buatnya terluka. sudah cukup, jangan pernah mendewakan cinta lagi sebab cinta yang seperti itu memang seharusnya kamu bunuh mati.

1 comment:

  1. Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com

    Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
    -Situs Aman dan Terpercaya.
    - Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
    - Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
    - Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
    - Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
    -Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
    - 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI

    8 Permainan Dalam 1 ID :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66

    Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com

    ReplyDelete

MONUMEN SEBUAH RASA-Haryatie

Cinta itu hadir secara misterius bahkan kita seperti tidak diberi kesempatan untuk menentukan pada siapa cinta itu jatuh. rasanya begitu j...